“Tanpa cinta, kecerdasan itu berbahaya, dan tanpa kecerdasan, cinta itu tidak cukup.”
Book Review: Rudy, Mengungkap Sisi Lain Sang Visioner dari ratnadewi., saya hentikan mencari sosok B.J. Habibie yang beberapa hari ini viral di media, baik di media massa maupun media elektronik. Berita duka memenuhi wall facebook di mana-mana. Pasti banyak yang berduka mengingat sosoknya bukan biasa-biasa.
Siapa yang tidak kenal dengan B.J. Habibie? Segudang jabatan dipegangnya. Tokoh nasional juga internasional jika ditilik dari aspek dirgantara. Pernah menduduki jabatan orang nomor satu di Indonesia, negara terbesar kelima di zamannya. Jumlah penduduknya mengungguli negara-negara di Asia Tenggara. Jika benar mengelolanya, sumber daya manusia ini akan mewarnai kehebatan dunia. Namun ternyata tidak mudah Ibu Pertiwi melahirkan orang-orang hebat semacam B.J. Habibie. Bisa jadi karena sebagian besar waktunya dipergunakan untuk membunuh karakter satu sama lain sebagaimana sejarah nenek moyang bangsa ini selalu bertikai. Pecah perang dan perang ingin menguasai menjadi yang terhebat, wilayah terluas, paling berpengaruh, dan paling lainnya yang malah tidak produktif menghasilkan ilmu pengetahuan yang berguna untuk masa depan.
Sungguh saya tertarik dengan quote B.J. Habbie. Intinya tentang cinta dan kecerdasan. Saya coba menghubungkan dengan quote Bimo, salah satu tokoh dari novel Tumpeng. Hasil kolaborasi penulis Bekraf yang dicelupkan di Kawah Candradimuka untuk menjadi writerenterpreneur sejati. Quote Bimo berbunyi, “Mencintai adalah buah keputusan sadar dari tanggung jawab.”
Seorang yang cerdas karena memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi menumbuhkan kecintaan terhadap yang diamanahi tanggung jawab. Karena tanggung jawab adalah pengejawantahan kecerdasan emosi yang lahir dari pola asuh yang tidak biasa. Pola asuh yang di dalamnya ditanamkan nilai-nilai harga diri dan harus dijaganya. Nilai yang tidak main-main. Itulah tanggung jawab yang terpatri dalam diri yang matang dan cerdas. Cinta akan tumbuh dari bentuk tanggung jawab yang lahir menjadi pribadi yang kuat.
Walaupun saya bukan siapa-siapa, tapi sosok B.J. Habibie telah membuat bangga masa kecil saya. Masa kecil di Jakarta. Setiap bermain kejar-kejaran dan bersepeda, setiap kali itu juga satu-satu pesawat mengudara dan mendarat. Suaranya menggetarkan jalan, dinding rumah, dan juga hati saya. Kapal Habibie baru saja mendarat dan lepas landas.
Kang Yudha
Sumber gambar: https://ratnadewi.me/category/hiburan/buku/page/2/
Saya terkagum membaca artikel ini karena setelah membaca artikel ini pikiran saya menjadi terbuka. Saya sadar, selama ini saya terlalu tertutup dengan hal-hal yang baru dan merasa sudah tahu. Hal ini berimbas kepada saya yakni saya menjadi orang yang Sok Tahu